PT. Jaya Bersama Indo, Tbk., Resmi Melantai di Bursa

PT. Jaya Bersama Indo, Tbk., Resmi Melantai di Bursa

JAKARTA - PT Jaya Bersama Indo, Tbk., sebagai pengelola jaringan restoran Chinese food terbesar secara resmi mencatatkan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI). Pemiliki restoran The Duck King ini menawarkan saham sebesar 514,33 juta lembar saham dengan harga Rp505 per saham dengan potensi dana senilai Rp259,23 miliar.

Direktur PT Jaya Bersama Dewi Tio mengatakan, sesuai dengan prospektus, perseroan akan mengalokasikan sebesar 80% dana hasil IPO untuk ekspansi bisnis seperti membuka gerai baru dan merenovasi gerai yang ada. Sedangkan sisanya sebesar 20% untuk modal kerja.

Untuk penambahan gerai dalam setahun ke depan ditargetkan bisa menambahkan 12 gerai lagi. Jumlah 12 gerai itu akan dibuka di dalam negeri maupun luar negeri. "Dalam 12 bulan sekarang rencana kita domestik dan luar negeri mencapai 12 gerai," ujarnya saat ditemui di Main Hall Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Rabu (10/10/2018). Adapun gerai baru akan dibuka pada sejumlah kota besar di Indonesia antara lain di Jawa, Bali, Sulawesi dan Kalimantan. Selain itu, Perseroan juga akan berekspansi ke luar negeri dengan menyasar pasar di Vietnam, Kamboja, dan Myanmar. "Kombinasi dari luar dan domestik, yang pertama di Ho Chi Minh, setelah itu mungkin Hanoi (Vietnam), setelah itu bicara Yangon Myanmar, dan kita bicara Phnom Phen Kamboja," jelas Dewi. "Sedangkan domestik kita fokus di luar Jawa yaitu di Makassar, di luar Jakarta Karawaci, dan kita ada di AEON Cakung, Artha Gading, rencana di Medan dan Bali," imbuhnya.

Dewi menjelaskan, gerai baru yang akan dibuka ini nantinya akan terdiri dari beberapa merk makanan lainnya. Namun tetap saja, makanan yang ada di sana akan didominasi oleh merk makanan dari The Duck King. "Itu semua gerai The Duck King yah , tiga negara itu mungkin kombinasi merek lain tapi majornya The Duck King, karena brand itu yang sudah ternama," ucapnya.

Dengan dibukanya 12 gerai baru ini, pendapatan perusahaan diharapkan bisa naik sekitar 14%. Pada tahun 2018 sendiri perusahaan menargetkan bisa meruap pendapatan senilai Rp617 miliar.

"Kita target pendapatan 2018 617 miliar, tahun lalu 538 m, dengan penambahan gerai, penambahan revenue bisa mencapai 14 persen akan tercapai," jelasnya.
Sebagai informasi, pada tahun 2003, Perseroan membuka restoran pertama di Senayan Trade Centre, Jakarta. Perseroan fokus pada masakan tradisional Tiongkok, tanpa daging dan lemak babi. Adapun hidangan utamanya adalah bebek Peking panggang.
 
Restoran yang dikelola Perseroan tumbuh sebagai merek berkualitas internasional, yang didukung oleh koki berkualitas dan berpengalaman di Asia. Selain itu menjadi salah satu jaringan restoran yang paling cepat berkembang dan diakui, dengan 35 gerai tersebar di sembilan kota di Indonesia.
Perusahaan memiliki tiga merek utama, yaitu The Duck King, Fook Yew, dan Panda Bowl, serta tujuh sub-merek dari The Duck King untuk menangkap permintaan di segmen konsumen kelas menengah yang sedang tumbuh di Indonesia.
 

Sumber: https://economy.okezone.com